CANDILS
sepatah kata penuh rajutan benang-benang persahabatan yang tak akan pernah hilang sia-sia dari hatiku.
terkesan aneh memang, 'CANDILS', tapi aku yakin tiap kali aku mendengarnya, hatiku akan menghangat dan teringat saat-saat penuh kebersamaan bersama CANDILS.
CANDILS yang penuh tawa ketika salah satu dari kami melempar jokes ringan
CANDILS yang pasti ribut ketika kami berebut bercerita
CANDILS yang selalu menyediakan bahunya ketika aku membutuhkan tempat untuk berbagi
CANDILS yang akan pertama kali tahu ketika aku merasa jatuh cinta
CANDILS yang selalu peduli dan membawaku terbang ketika aku terjatuh
CANDILS yang membuatku merasa dianggap dan membuatku selalu gembira ketika berangkat sekolah, menemukan mereka sedang berkumpul
sahabat selamanya :D
Satu tahun menghabiskan waktu bersama kalian, serasa sangaaaaat singkat.
Aku menemukan sebuah jalinan persaudaraan bersama kalian saat kita semua menjadi satu di kelas tercinta kita, X-9.
The Ligth Empire Of X-9 (ndlemox-9) adalah sebutan yang kita pilih untuk kelas kita.
Here is Our Special Moment ..
Kebersammaan pertama kami
@Classmetting
Aku menemukan sebuah jalinan persaudaraan bersama kalian saat kita semua menjadi satu di kelas tercinta kita, X-9.
The Ligth Empire Of X-9 (ndlemox-9) adalah sebutan yang kita pilih untuk kelas kita.
Here is Our Special Moment ..
Kebersammaan pertama kami
@Classmetting
Ndlemok main Ular Naga
@classmetting
Surabaya (ANTARA News) - Adalah tiga arek (pemuda) Dukuh Kupang, Surabaya yang tertarik kepada kerajinan batik, tetapi mereka ingin cara yang praktis dan cocok untuk anak-anak muda.
"Awalnya, saya tertarik belajar membatik, tetapi malam (lilin) di dalam canting sering tumpah dan saya kepanasan," ucap Prima Amri Surahmat, tersenyum.
Arek Dukuh Kupang yang sehari-hari berprofesi sebagai "lawyer" (penasihat hukum) itu pun bertemu dua rekannya senasib yakni Dwi Mulyono (konsultan pajak) dan Widianto (teknisi).
"Kami akhirnya melakukan eksperimen bersama-sama untuk membuat canting yang praktis dan mampu mendorong kami yang muda-muda untuk belajar membatik," tuturnya.
Menurut rekannya, Dwi Mulyono, kesukaannya minuman suplemen Redoxon akhirnya memunculkan ide untuk menjadikan bekas tabung Redoxon sebagai tabung untuk canting.
"Ide lain datang dari rekan Widianto yang memang teknisi kompresor. Dia memberi klep sebagai mata canting yang dilapisi elemen untuk dialiri listrik sebagai sarana pemanasan," ujarnya.
Mendekatlah tunas bangsa, marilah kita bersama
Siapkan diri menyambut hari baru
Singsingkan lengan bajumu, satukan derap langkahmu
Wujudkan harapan, raih cita-cita
Tunjukkan pada dunia, bersatu walau kita berbeda
Bagaikan elang melintasi cakrawala
Terbang rentangkan sayapmu, jangan pernah ada ragu
Satukan semua tekadmu meraih impian
Terbang kepakkan sayapmu, jangan pernah ada ragu
Bersama kita pasti bisa taklukkan dunia
Singsingkan lengan bajumu, satukan derap langkahmu
Wujudkan harapan, raih cita-cita
Tunjukkan pada dunia, bersatu walau kita berbeda
Bagaikan elang melintasi cakrawala
Terbang rentangkan sayapmu, jangan pernah ada ragu
Satukan semua tekadmu meraih impian
Terbang kepakkan sayapmu, jangan pernah ada ragu
Bersama kita pasti bisa taklukkan dunia
Tunjukkan pada dunia, bersatu walau kita berbeda
Bagaikan elang melintasi cakrawala
Terbang rentangkan sayapmu, jangan pernah ada ragu
Satukan semua tekadmu meraih impian
Terbang kepakkan sayapmu, jangan pernah ada ragu
Bersama kita pasti bisa taklukkan dunia
Dear diary,
Kenapa mata ini selalu ingin memandangmu? Kenapa telinga ini selalu ingin mendengar suaramu? Kenapa bibir ini tak henti-hentinya memujamu? Dan kenapa otak ini selalu saja memikirkan dirimu? Entah mengapa baru kusadari jika engkaulah yang membuat jantung ini berdegup kencang. Tak kusangka dirimu membawaku ke sebuah keadaan yang membuatku selalu menunggu dan bertanya-tanya. Pertanyaan yang tak berujung pada sebuah jawaban pasti. Karena tak ada keberanian untuk memulainya.
Mataku menerawang setiap sudut sekolah, tapi kau tak terlihat. Kata anak-anak kamu sakit. Wajahku seketika berubah mengkerut. Rasa ingin tau tentang keadaanmu tak tahan ku pendam. Sayang aku tak bisa menjengukmu. Boro- boro jenguk. Nanyain keadaanmu lewat sms pun aku tak berani. Andai kau tau gundahnya hati ini memikirkan dirimu.
Kututup diary kesayanganku ini. Buku tebal bersampul kertas hitam yang selalu menemaniku setiap malam dan selalu jadi teman curhatku. Kuletakkan disebuah kotak hitam cukup besar berisi benda-benda berhargaku. Malam semakin larut. Pandanganku beralih keluar melihat bintang-bintang yang rasanya tak mau kalah berkilau dengan nyaringnya suara jangkrik memenuhi kesunyian malam itu. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 22.00. Setelah cukup puas menghirup udara malam nan tenang. Kuangkat tubuh ini ke kamar mandi dan mengambil air wudlu. Kukenakan mukena putih dengan sedikit motif bunga melati biru dipinggiran bawahnya. Konsentrasi mulai kukumpulkan untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Sholat usai,kurenungi semua yang telah kulakukan hari ini. Dimulailah curhatku kembali. Bukan dengan buku hitam tebal tadi melainkan dengan yang Maha Kuasa. Rasanya lega bisa berbagi semua cerita ini dengan-Nya. Tak lupa kupanjatkan doa dan permohonan maaf. Sungguh penolong dan pendorong hidupku. Rasa ngantuk mulai menggrogoti tubuhku dan kupejamkan mata ini di atas kasur empuk nan bersih dan nyaman.
* * * * *
Kriiiing !!!!!
Suara kencang itu selalu membangunkanku dari setiap mimpi-mimpi kecilku. Pukul 04.00. Jangkrik masih setia bernyanyi nyaring mengiringi lantunan azan pagi ini. Yang lain masih terbuai dengan mimpi mereka masing-masing.
“Iiihh..pergi lo! Jangan ganggu gue! Minggir! Gue sebel sama lo!” mulai lagi deh. Rebeca namanya. Biasa kupanggil Bic-bic. Gadis 13 tahun yang mempunyai mata sipit kucing, muka lonjong, hidung pesek, rambut bergelombang, kulit kuning lansat dan tinggi sekitar 145cm. Bic-bic adalah adik sepupu dari Ayah yang sekarang tinggal bersamaku. Dia memang begitu. Selalu saja ngelindur, membuatku kaget setiap saat. Tapi lama kelamaan udah biasa sih. Hheee. Dia ikut ortunya pindah tugas ke Purbalingga tapi dia lebih memilih untuk bersekolah di sini, di kota kecil, nyama, dan tak kalah modernnya dengan kota-kota besar lainnya. Purwokerto. Kurang lebih sudah dua tahun Bic-bic tinggal bersamaku. Kuanggap sebagai adikku sendiri. Ngomong-ngomong aku sendiri belum bercerita tentang siapa aku.
Kenalkan namaku Olla Shahidha Gustany. Biasa dipanggil Olla. Gadis 16 tahun yang terbentuk dari sebuah ovum,sebuah sperma dan pastinya nyawa dari Sang Pemberi dan keluar dari perut bunda dihari sabtu pahing,8 Agustus 1993 di RS.Hidayah. Aku masih tercatat sebagai seorang siswa di SMA N 1 Purwokerto kelas XI IPA3. Aku suka banget sama nyanyi dan baca novel. Sekarang aku masih nebeng ortu di rumah sederhana di daerah Mersi. Mungkin udah cukup kenalannya.
Kenalkan namaku Olla Shahidha Gustany. Biasa dipanggil Olla. Gadis 16 tahun yang terbentuk dari sebuah ovum,sebuah sperma dan pastinya nyawa dari Sang Pemberi dan keluar dari perut bunda dihari sabtu pahing,8 Agustus 1993 di RS.Hidayah. Aku masih tercatat sebagai seorang siswa di SMA N 1 Purwokerto kelas XI IPA3. Aku suka banget sama nyanyi dan baca novel. Sekarang aku masih nebeng ortu di rumah sederhana di daerah Mersi. Mungkin udah cukup kenalannya.
Kurasa nyawaku sudah terkumpul. Kubangkit tanpa suara sedikitpun agar tak mengganggu Bic-bic. Setelah sholat subuh, kulakukan rutinitasku berlari-lari kecil keliling perumahan sambil dengerin musik lewat headphone. Angin serasa masuk ke tulangku diiringi lagu ciptaan Naff, Akhirnya Ku Menemukanmu. Dingin. Tapi tak lama kemudian matahari mulai mengintip-ngintip di ufuk timur. Kusudahi lari-lari ini dan bergegas pulang untuk mandi,sarapan dan berangkat sekolah.
”Udah slese lari-larinya?” belum kulangkahkan kaki masuk teras rumah, suara seorang gadis berambut morak-marik masih dengan kaos lusuh dan hotpants pink bergambar spongebob terdengar jelas ditelingaku.
”Udahlah non. Kalo belum ngapain juga aku balik?” sahutku sewot.
”Yeee...cuma tanya doang kok. Lagian tumben jam segini lo udah balik? Mandi gih! Bau tau!” sahut Bic-bic lebih sewot.
”Iyeee..non. Kamu juga belum mandi to? Nyuruh-nyuruh lagi! Mandi juga dong! Tuh rambut udah ga karuan!”.
”Yoman”jawab Bic-bic singkat.
* * * * *
Gelisah mulai menyelimutiku. Angkot yang kutunggu-tunggu tak kunjung datang. Inilah repotnya punya adik yang ga bisa diajak kompromi. Udah tau mau berangkat sekolah, eh malah disuruh ngerjain PR dulu. Kenapa ga dari tadi malem gitu. Bic-bic..Bic-bic!! Jadi telat dah nunggu anggotnya. Udah gerimis pula. BT jadi. Untung aku udah sedia payung jadi ga kawatir basah.
Tepat pukul 06.40 angkot yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga. OMG..penuh banget. Terpaksa aku duduk di pintu. Dan yang bikin aku lebih kaget bukan kepayang,aku duduk sebelahan dengan seorang cowo yang namanya selalu ada di setiap hembusan nafasku. Cowo yang bikin aku insomnia, bikin aku gila dan bikin aku selalu salah tingkah apalagi kalau didepannya. Yaa..kaya sekarang ini. Aku hampir aja kepleset waktu mau naik angkot. Duuuuh..maluu banget. Untung aja penumpang yang lain ga liat, tapi dia sempet ketawa liyat aku kaya gitu. Aaaarrgh!!
Arvant Januar Permana. Anak-anak panggil dia Arvant. Begitu juga aku. Kami memang menggunakan angkot yang sama. Soalnya rumah kami satu arah. Aku ke Mersi dia ke Arca. Dia tersenyum misterius melihat keadaanku. Bisa dilihat mukaku benar-benar mengkerut dan memerah. Tapi dilubuk hati terdalam, aku sangaaaat senang, bahkan aku bisa terbang melayang ke langit ke-7. Mengingat dia adalah cinta pertamaku dan sekarang duduk disampingnya.
Tepat pukul 06.40 angkot yang kutunggu-tunggu akhirnya datang juga. OMG..penuh banget. Terpaksa aku duduk di pintu. Dan yang bikin aku lebih kaget bukan kepayang,aku duduk sebelahan dengan seorang cowo yang namanya selalu ada di setiap hembusan nafasku. Cowo yang bikin aku insomnia, bikin aku gila dan bikin aku selalu salah tingkah apalagi kalau didepannya. Yaa..kaya sekarang ini. Aku hampir aja kepleset waktu mau naik angkot. Duuuuh..maluu banget. Untung aja penumpang yang lain ga liat, tapi dia sempet ketawa liyat aku kaya gitu. Aaaarrgh!!
Arvant Januar Permana. Anak-anak panggil dia Arvant. Begitu juga aku. Kami memang menggunakan angkot yang sama. Soalnya rumah kami satu arah. Aku ke Mersi dia ke Arca. Dia tersenyum misterius melihat keadaanku. Bisa dilihat mukaku benar-benar mengkerut dan memerah. Tapi dilubuk hati terdalam, aku sangaaaat senang, bahkan aku bisa terbang melayang ke langit ke-7. Mengingat dia adalah cinta pertamaku dan sekarang duduk disampingnya.
Langganan:
Postingan (Atom)